Dikatakan, pada Senin pagi tersebut, dirinya kebetulan tidak berada di Kota Sigli, namun ia telah menitipkan dana pada petugas pembantu tim untuk membeli sarapan pada pemain. Akan tetapi, pembantu tim entah karena tertidur sehingga tak menjalankan tugasnya. “Saya rasa kejadian ini merupakan kelalaian dari petugas itu sendiri,” kata dia.
Persoalan enggannya pemain melakukan latihan pada pagi hari, baru sekali ini terjadi. Selama ini pemain PSAP tiap pagi maupun sore tetap melakukan latihan. “Kejadian ini adalah persoalan kecil saja. Sejatinya tak perlu dipublikasikan,” ungkap manajer PSAP.
Akibat kejadian itu, katanya, ia telah memanggil dan meminta keterangan petugas yang menyediakan sarapan pagi bagi pemain. Yang bersangkutan, kata Nazaruddin, mengakui kesalahannya. Pada pagi itu, yang bersangkutan terlambat bangun tidur sehingga menyebabkan para pemain terlambat sarapan. “Sarapan bukan tidak tersedia, tapi terlambat disiapkan,” katanya.
Dijelaskan, ekses dari pemberintaan tersebut, kini dirinya menjadi sorotan tajam dari publik Pidie. Seolah-olah masyarakat menilai dirinya tidak mampu mengurus manajemen tim termasuk pemain. “Selama ini, saya cukup sibuk dan serius dalam mementingkan kebutuhan PSAP. Tapi, gara-gara berita itu, saya sangat malu sekali. Padahal, semua kebutuhan bagi tim PSAP telah kami penuhi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Nazaruddin, juga menjelaskan pengurus PSAP telah memberikan bonus kepada pemain setelah mampu bermain imbang dengan Persib Bandung dan Arema Indonesia. Dan selama ini, bonus tersebut tidak pernah dijanjikan kepada pemain jika mereka mampu memenangkan pertandingan.
0 Comments
