
Kabar serta undangan rekonsiliasi untuk klub-klub ISL oleh PSSI ditanggapi dingin oleh PSAP Sigli.
Ketua umum PSAP Sigli Muhammad Yasin Amin yang dihubungi GOAL.com Indonesia, via telepon genggamnya, menyatakan, pihaknya tidak pernah menerima undangan dari PSSI. "Ya belum ada undangan sampai detik ini, berarti kita memang tidak diundang. Tapi nanti saya cek lagi ke sekretaris klub apakah ada undangan sampai," ujarnya.
PSAP, lanjutnya akan tetap komit untuk mendukung Kongres Luar Biasa (KLB). Yasin mengaku awalnya termasuk pihak yang mendukung perubahan dalam tubuh PSSI rezim lama. Dan ikut sebagai tim sukses Ketua Umum PSSI sekarang Djohar Arifin di masa pemilihannya. "Saya juga yang ikut menyarankan klub-klub Aceh ikut kompetisi PSSI. Namun, belakangan terpaksa kami berpaling, karena faktanya pengurus PSSI tidak sesuai komitmen," timpalnya.
Di antaranya, soal klub profesional tanpa APBD. PSAP mengaku belum sanggup saat mengetahui operasional klub tanpa APBD. "Pada saat itu George Toisuta mengaku akan membantu. Itu berarti bakal ada subsidi dari pihak mereka. Namun, pada saat pendaftaran klub dan rapat dengan PSSI di Grand Angkasa di Medan (meeting klub kompetisi PSSI), saat itu PSAP diwakilkan oleh Mukhlis Sekretaris kami. Dia melaporkan bahwa hasil rapat itu klub yang ingin mendaftarkan ke kompetisi level satu harus deposit Rp5 miliar. Nah, kita dapat duit darimana sebesar itu. Berarti enggak sesuai dengan komitmen awal, jadi saya bilang sudah coret saja kepesertaan PSAP," ungkapnya.
Dirinya mengaku mendukung perubahan untuk kemajuan sepakbola Indonesia. "Agar sepakbola bersih dari pengaturan skor, wasit yang bisa lebih baik. Tapi belakangan PSSI sendiri yang tidak komit. Kalau kita mau mengusir ayam, kan tidak harus membakar kandangnya," paparnya.
Bagaimanapun, PSSI organisasi raksasa yang harus komitmen jangan berbelit. "Misalnya, mereka mau sanksi klub ISL. Janganlah pemainnya, kemarin kalah sama Bahrain siapa yang enggak malu. Harusnya pemain-pemain ISL di klub Persija, Persipura, Sriwijaya kan banyak pemain timnas di sana. Harusnya jangan didiskrimasi, PSSI jangan ada istilah klub kandung klub tiri, semuanya harus kandung," ungkapnya.
Sementara itu, Mukhlis, sekum PSAP, yang dihubungi terpisah mengatakan undangan rekonsiliasi tak sampai juga ke pihaknya. "Saya sempat baca di media, PSAP ada diundang juga. Tapi belakangan tidak ada nama klub kami. Ya sudah, kami juga sudah dipecat kan sama PSSI karena ikut ISL. Ya ngapain munafik. Kalau sudah ikut ISL, ngapain juga ikut IPL. Kami komit," ungkapnya.
Secara umum, lanjut Mukhlis, pihaknya juga sudah tidak mengakui PSSI sejak 18 Desember 2011. "Kami juga ikut dalam mosi tidak percaya dan tidak mengakui kepengurusan PSSI, karena terlalu banyak bertentangan dengan statua Kongres di Bali," bebernya.
Keberpalingan PSAP memang berasal pada soal deposit Rp5 miliar. "Kok federasi yang minta kami deposit uang. Itu enggak ada dihasilkan dalam kongres di Bali. Kan sudah melanggar. Setelah itu, kami juga melihat pelanggaran-pelanggaran lain seperti pengelola kompetisi seharusnya PT Liga, kemudian jumlah klub kompetisi," tuturnya.
"Kami sudah tenang dengan PT Liga, manual dan jadwal bagus. Dan kami siap untuk ikut KLB tanggal 18 Maret nanti," pungkasnya. (gk-38)