MISI berat diemban PSAP Sigli dalam lanjutan Indonesian Super League (ISL), Jumat (27/4) petang nanti. Menjamu tim asal Papua, Persidafon Dafonsoro di Stadion Kuta Asan, Sigli, Pidie, Laskar Aneuk Nanggroe--julukan PSAP--dituntut wajib mengamankan tiga angka untuk membuka jalan keluar dari keterpurukan.
Seperti diketahui, hetrik kekalahan yang dialami anak asuh Arman dalam putaran kedua ini, yaitu kala dibekap PSPS (0-3), Persija Jakarta (0-5), dan Deltras Sidoarjo (0-1), mengakibatkan bonden Pidie kian terbenam di papan bawah klasemen sementara ISL. Dengan cuma menoreh 18 poin, kini PSAP berada di urutan kedua terbawah, atau satu strip di atas Arema Indonesia yang masih setia menjadi juru kunci.
Untuk ke luar dari situasi buruk ini, anak-anak Pidie mau tak mau wajib mengamankan semua partai kandang, di samping tetap berjuang habis-habisan mencuri poin tandang. Ironisnya, kala poin kandang begitu bermakna, PSAP justru terpeleset saat dipermalukan Deltras 0-1 di Kuta Asan, Senin (23/4) lalu, pada duel panas yang berujung rusuh.
Nah, meladeni tantangan Gabus Sentani--julukan Persidafon--sore nanti, PSAP tak boleh lagi terpeleset. Jangankan kalah, untuk sekadar seri saja, Ferry Komul dkk harus bisa menghindarinya. Karena kalau sampai kembali kehilangan angka di kandang, jurang degradasi akan terasa makin dalam.
Menilik kondisi terkini sang tamu, semestinya PSAP takkan kesulitan meraup kemenangan. Pasalnya, Persidafon datang ke Sigli dengan kekuatan pincang. Trio andalannya yakni, Patrich Wanggai, Bejo Sugiantoro, dan sang kapten Eduard Ivakdalam, dipastikan absen akibat cedera dan akumulasi kartu kuning.
Hilangnya ‘roh’ permainan ‘Laskar Gunung Cykloop’ tentu menjadi keuntungan besar dari tuan rumah. Kalkulasinya, tanpa Ivakdalam dan Wanggai, kreativitas dan daya dobrak ‘Gabus Sentani’ sedikit menurun. Karena sudah jadi rahasia umum kalau dua pemain itu menjadi pilar utama kekuatan Persidafon musim ini.
Demikian juga dengan Bejo Sugiantoro. Meski sudah berumur, pemain yang cukup karatan di blantika sepak bola Tanah Air itu dikenal sangat tangguh di lini bawah. Jadi, tanpa Bejo di line-up, otomatis barisan pertahanan ‘Elang Papua’ bakal sedikit goyah.
Nah, bila semua titik lemah anak asuh Sergei Dubrovin itu mampu dieksploitasi, tentu kans Sekou Camara dkk untuk berpesta di kandang sangat besar. Terlebih lagi, PSAP juga diuntungkan dengan kehadiran ‘pemain ke-12’ dalam diri The LAN yang dipastikan bakal memadati Stadion Kuta Asan, petang nanti.
Cuma, ambisi kemenangan pasukan Arman bisa sedikit terganjal oleh faktor nonteknis. Soalnya, sampai kini PSAP masih berkutat dengan masalah klasik yakni dana yang berimbas tertunggaknya gaji pemain. Masalah gaji ini bukan tak mungkin bakal menjadi handicap karena berpengaruh atas semangat juang pemain.
Memang, para pemain sudah berjanji untuk melupakan sejenak faktor nonteknis tersebut. Namun, manajemen tetap harus bertindak cepat dalam meyakinkan pemain agar problem gaji itu tidak mengganggu performa mereka di lapangan

